Selasa, 07 Oktober 2014

Kaizen, kaizenisme, kaizen is me

"Tidak ada kemajuan bila kita selalu mengerjakan sesuatu dengan cara yang sama," kata Masaaki Imai, praktisi manajemen Jepang. Makanya, dalam melakukan sesuatu, harus selalu dan senantiasa dipikirkan cara-cara yang paling terbaik.

Ukuran terbaik itu ada dua: efisien dan efektif. Efisien itu dilihat dari sisi prosesnya. Indikator proses yang efisien adalah biaya yang hemat dan waktu yang tepat. Efektif itu dilihat dari sisi hasilnya. Indikator hasil yang efektif adalah kualitas yang baik.

Dalam manajemen Jepang, semua hal tersebut di atas terangkum dalam satu kata: KAIZEN. Kaizen berasal dari bahasa Jepang yang berarti perubahan (kai) untuk lebih baik (zen).

Perbaikan untuk lebih baik dilakukan melalui siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act). Rencanakan apa yang mau diperbaiki, lakukan perbaikan, cek progress perbaikan, dan tindak-lanjuti.

Apa yang telah diperbaiki tentu akan lebih baik jika distandarkan. Maka muncullah SDCA (Standarize-Do-Check-Act) dimana hasil dari SDCA adalah adanya SOP (Standar Operasional dan Prosedur). 

Selanjutnya, semua elemen organisasi harus konsisten melakukan apa yang telah disepakati dalam SOP. Dengan begitu, akan terwujud proses yang efisien dan efektif, serta hasil yang berkualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar